Sabtu, 31 Juli 2010
Ambun n Rimbun 2
Minggu, 25 Juli 2010
Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai senyawa. Penyusun utamaminyak bumi berupa hidrokarbon, terutama alkana, sikloalkana, dan senyawa aromatis.
1. Proses Pembentukan Minyak Bumi
Salah satu teori terjadinya minyak bumi adalah teori “dupleks”. Menurut teori ini, minyak bumi terbentuk dari jasad renik yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang telah mati. Jasad renik tersebut terbawa air sungai bersama Lumpur dan mengendap di dasar laut. Akibat pengaruh waktu yang mencapai ribuan bahkan jutaan tahun, suhu tinggi, dan tekanan oleh lapisan di atasnya, jasad renik berunah menjadi bntik-bintik dan gelembung minyak atau gas.
Pada daerah perangkap tersebut gas alam, minyak, dan air terakumulai sebagai deposit minyak bumi. Rongga bagian atas merupakan gas alam kemudian cairan minyak mengambang di atas deposit air.
Minyak bumi terbentuk melalui proses yang sangat lama, sehingga minyak bumi dikelompokkan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Oleh sebab itu, penggunaan minyak bumi harus tepat guna dan hemat.
2. Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah (Crude Oil) berupa cairan hitam kental, dan belum dapat dimanfaatkan. Agar minyak bumi dapat dimanfaatkan harus dilakukan proses pengolahan lebih dahulu.
a. Pengolahan Tahap Pertama
Pada proses tahap pertama dilakukan dengan proses “distilasi bertingkat”, yaitu proses distalasi berulang-ulang, sehingga didapatkan berbagai macam hasil berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Hasil pada proses distilasi bertingkat ini meliputi :
a. Fraksi Pertama: merupakan gas yang pada akhirnya dicairkan kembali dan dikenal dangan nama “elpiji” atau LPG (Liquified Petroleum Gas)
b. Fraksi kedua disebut Nafta (Gas bumi): nafta tidak dapat langsung digunakan, tetapi diolah pada tahap kedua untuk dijadikan bensin (premium) atau bahan petrokimia yang lain.
c. Fraksi ketiga atau fraksi tengah: selanjutnya dibuat menjadi kerosin (minyak tanah) dan avtur (bahan baker pesawat jet).
d. Fraksi keempat: sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan baker mesin diesel.
e. Fraksi kelima: disebut juga residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang dan dapat diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi berbagai karbon lainnya dan sisanya sebagai aspal lilin.
b. Pengolahan Tahap Kedua
Merupakan proses lanjutan dari hasil penyulingan pada tahap pertama, yaitu meliputi:
1) Perengkahan (Cracking)
2) Proses ekstraksi
3) Proses kristalisasi
4) Pembersih dari kontaminasi (treating)
3. Mutu Bensin
Mutu bahan baker bensin ditentukan oleh efektifita pembakarannya di dalam mesin.Bahan baker yang baik bila di dalam bensin tidak menimbulkan ketukan (knocking). Bensin merupakan campuran dari berbagai macam senyawa hidrokarbon.
Penelitian umunya dilakukan dengan membuat suatu “bensin standar, yaitu bensin yang dibuat dari senyawa “n-heptana” dan “isooktana” atau 2,2,4-trimetil pentane”. Angka efisien itu disebut dengan “angka oktan atau bilangan oktana”. Semakin tinggi angka oktan, semakin baik mutu bensin.Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah kelompok senyawa karbon yang paling sederhana, yaitu senyawa karbon yang tersusun dari atom karbon dan hidrogen.
Berdasarkan ikatan yang terdapat pada rantai karbonnya, Hidrokarbon dibedakan menjadi :
1. Hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon yang antar karbon pada rantai karbonnya semua berikatan tunggal. Hidrokarbon ini disebut juga sebagai alkana.
2. Hidrokarbon tak jenuh, yaitu Hidrokarbon yang antaratom karbon pada rantai atom karbonnya terdapat ikatan rangkap dua atau tiga. Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua disebut alkena. Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap tiga disebut alkuna.
1. Alkana
Setiap karbon menpunyai empat electron valensi yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen dengan atom lainnya yang digambarkan sebagai tangan ikatan. Jadi, atom karbon pada senyawa karbon selalu mempunyai empat tangan ikatan. Keempat tnagn ikatan tersebut dapat menbentuk rantai atom karbon dengan berbagai bentuk dan kemungkinan.
Rumus umum molekul alkana adalah CnH2n+2.
a. Deret Homolog
Deretan rumus alkana menunjukan bahwa dari setiap anggota yang satu ke anggota berikutnya bertambah sebanyak CH2. Deret senyawa karbon yang demikian disebut Deret Homolog.
Sifat-sifatnya :
1. Mempunyai rumus umum.
2. Antara satu anggota ke anggota berikutnya memiliki pembeda CH2.
3. Selisih massa rumus antara satu anggota ke anggota berikutnya sebesar 14.
4. Semakin panjang rantai atomnya semakin tinggi titik didihnya.
b. Tata nama Alkana
Tata nama alkana berdasrkan aturan IUPAC, sebagai berikut :
1. Nama alkana diambil berdasarkan jumlah atom yang menyusunnya dan diakhiri dengan akhiran “ana”.
2. Bila strukturnay sudah diketahui danmerupakan rantai karbon yang tidak bercabang, maka didepan nama tersebut diberi huruf n (dari kata normal). Misalnya: CH3 - CH2 - CH2 - CH3 => n—butana
3. Bila rantai karbon bercabang, maka tentukan dulu rantai utamaanya, yaitu rantai atom karbon terpanjang dan diberi nomor urut dari ujung yang paling dekat dengan letak cabang.
4. Menetapkan gugus cabang yang terikat pada rantai utama. Gugus cabang pada alkana umumnya merupakan alkil, yaitu gugus hidrokarbon yang kehilangan sebuah atom karbon. Rumus umum akil adalah CnH2n+1. Nama gugus alkil disesuaikan dengan nama alkananya dengan mengganti akhiran ana dengan akhiran il.
5. Gugus alkil yang mempunyai rantai bercabang atau tidak terikat pada atom karbon primer diberi nama tertentu.
6. Urutan penyebutnya :
Nomor letak cabang - nama cabang - nama rantai utama.
7. Bila terdapat lebih dari satu cabang yang sama, maka disebut sekali, tetapi diawali dengan jumlahnya dangan angka latin.
c. Isomeri Alkana
Isomeri adalah peristiwa dimana senyawa-senyawa karbon mempunyai rumus molekul sama, tetapi berbeda dalam strukturnya. Senyawa-senyawa yang berisomeri disebut isomer.
d. Sifat dan kegunaan alkana
Alkana merupakan hidrokarbon jenuh dan semua ikatannya merupakan ikatan kovalen yang sempurna. Akibatnya, hidrokarbon merupakan senyawa yang kurang reaktif, disebut ‘parafin’ yang artinya gaya gabungnya rendah. Semakin panjang rantai atom yang terbentuk, semakin berkurang kereaktifannya.
Alkana umumnya digunakan sebagai bahan bakar.
- Sifat alkena dan Alkuna
- Kegunaan Alkena dan Alkuna
Selasa, 06 Juli 2010
Ambun n Rimbun 1
naskah drama 1
Ambun dan Rimbun
Konon, pada zaman dahulu kala, di sebuah kampung di daerah Kalimantan Tengah, hiduplah seorang janda bersama dua orang anak laki-lakinya yang sudah remaja. Anak pertamanya bernama Rimbun, sedangkan anak keduanya bernama Ambun. Rimbun memiliki penyakit dimana badannya sangat tinggi, namun sangat lemah. Sedangkan Ambun, perawakannya kecil namun kuat.
Ambun dan Rimbun adalah anak yang rajin dan hormat kepada orang tua. Setiap hari mereka membantu ibunya mencari kayu bakar ke hutan dan menjualnya ke pasar.
Pada suatu sore, Rimbun melihat adiknya termenung seorang diri di beranda rumah mereka.
R : “Bun! Apa yang sedang kamu pikirkan?”.
A : “Aku sedang memikirkan nasib keluarga kita. Kalau setiap hari hanya mencari kayu bakar, kehidupan kita tidak akan pernah membaik,”.
R : “Lalu, apa rencana dik?”
A : “Aku akan pergi merantau untuk mengubah nasib keluarga kita. Banyak orang di kampung ini kehidupannya menjadi lebih baik sepulangnya dari merantau,”.
R : “Wah, kalau begitu, Abang akan ikut bersamamu,”.
A : “Jangan, Bang! Kamu di sini saja menemani ibu. Kalau Abang ikut, kasihan ibu ditinggal sendiri. Lagi pula aku takut abang tak sanggup berjalan jauh.”.
R : “ Hemm, apakah tidak apa-apa dik? Baiklah, aku akan tinggal menemani ibu.”
Malam harinya, kedua kakak-beradik itu menyampaikan niat mereka kepada sang Ibu. Mendengar hal itu, sang Ibu hanya terdiam. Ia bingung bagaimana menyikapi keinginan Ambun. Menurutnya, apa yang dikatakan kedua putranya itu memang benar, bahwa merantau dapat memperbaiki kehidupan keluarga mereka, tetapi di satu sisi, umur mereka masih sangat muda.
A : “Bagaimana, Bu? Apakah ibu mengizinkan Ambun pergi?”.
I : “Sebenarnya Ibu merasa berat mengizinkan kamu pergi. Ibu khawatir terhadap keselamatan kamu di rantau. Kamu masih terlalu muda untuk merantau,”.
R : “Iya, Bu! Tapi, Ambun pasti bisa menjaga dirinya, karena dia sangat kuat,
I : “Baiklah, kalau memang Ambun bersikukuh akan pergi, Ibu mengizinkan. Tapi Ibu berpesan, Ambun harus menghormati orang lain,”.
A : “Terima kasih, Bu!”.
Ambun segera menyiapkan segala keperluannya, termasuk celana dan bajunya yang terbuat dari kulit kayu di bantu oleh Rimbun. Sementara sang Ibu sibuk menyiapkan makanan untuk bekal Ambun di jalan. Ia memasak tujuh buah ketupat dan tujuh biji telur ayam. Setelah itu, ia mengambil beberapa butir beras dan mencelupkannya ke dalam air, lalu mengoleskannya di ubun-ubun Ambun seraya berdoa:
I : “Semoga Ranying Hatalla Langit (semoga Tuhan melidungimu).”
Saat tengah malam, perempuan paruh baya itu membuka sebuah peti besi kecil berisi sebilah dohong (keris pusaka) yang satu berlilitkan kain merah dan diserahkan kepada Ambun.
I : “Senjata pusaka ini adalah peninggalan almarhum ayahmu. Tapi, ingat! Senjata ini hanya boleh kamu gunakan jika dalam keadaan mendesak,”
A : “Baik, Bu! Ambun akan selalu mengingat pesan Ibu,”.
Keesokan harinya, Ambun dan dibantu oleh Rimbun bersiap-siap untuk berangkat dan berpamitan kepada sang Ibu tercinta. Suasana haru pun menyelimuti hati sang Ibu. Air mata sang Ibu tidak dapat dibendung lagi. Demikian pula kedua orang kakak-beradik itu. Mereka tidak kuat menahan rasa haru.
I : “Berangkatlah, Nak! Nanti kamu kemalaman di jalan. Jika sudah berhasil, cepatlah kembali!”.
A : “Baik, Bu! aku akan segera kembali jika sudah berhasil,”.
R : “Hati-hati dik, semoga kamu sehat selalu”
Usai mencium tangan sang Ibu, Ambun pun pergi meninggalkan kampung halamannya. Sang Ibu dan Rimbun berdiri di depan pintu sambil melambaikan tangan mengiringi kepergian Ambun.
Ambun berjalan mendaki gunung, menuruni lembah, dan menyeberangi sungai. Ambun berjalan mengikuti arah matahari terbenam. Saat malam tiba, dia berhenti untuk beristirahat. Ketupat dan telur pemberian sang Ibu dimakannya sedikit-sedikit. Ketika matahari mulai menampakkan wajahnya di ufuk timur,dia kembali melanjutkan perjalanan. Tidak terasa, sudah berhari-hari dia berjalan.
...Brsambung,,