Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai senyawa. Penyusun utamaminyak bumi berupa hidrokarbon, terutama alkana, sikloalkana, dan senyawa aromatis.
1. Proses Pembentukan Minyak Bumi
Salah satu teori terjadinya minyak bumi adalah teori “dupleks”. Menurut teori ini, minyak bumi terbentuk dari jasad renik yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang telah mati. Jasad renik tersebut terbawa air sungai bersama Lumpur dan mengendap di dasar laut. Akibat pengaruh waktu yang mencapai ribuan bahkan jutaan tahun, suhu tinggi, dan tekanan oleh lapisan di atasnya, jasad renik berunah menjadi bntik-bintik dan gelembung minyak atau gas.
Pada daerah perangkap tersebut gas alam, minyak, dan air terakumulai sebagai deposit minyak bumi. Rongga bagian atas merupakan gas alam kemudian cairan minyak mengambang di atas deposit air.
Minyak bumi terbentuk melalui proses yang sangat lama, sehingga minyak bumi dikelompokkan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Oleh sebab itu, penggunaan minyak bumi harus tepat guna dan hemat.
2. Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah (Crude Oil) berupa cairan hitam kental, dan belum dapat dimanfaatkan. Agar minyak bumi dapat dimanfaatkan harus dilakukan proses pengolahan lebih dahulu.
a. Pengolahan Tahap Pertama
Pada proses tahap pertama dilakukan dengan proses “distilasi bertingkat”, yaitu proses distalasi berulang-ulang, sehingga didapatkan berbagai macam hasil berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Hasil pada proses distilasi bertingkat ini meliputi :
a. Fraksi Pertama: merupakan gas yang pada akhirnya dicairkan kembali dan dikenal dangan nama “elpiji” atau LPG (Liquified Petroleum Gas)
b. Fraksi kedua disebut Nafta (Gas bumi): nafta tidak dapat langsung digunakan, tetapi diolah pada tahap kedua untuk dijadikan bensin (premium) atau bahan petrokimia yang lain.
c. Fraksi ketiga atau fraksi tengah: selanjutnya dibuat menjadi kerosin (minyak tanah) dan avtur (bahan baker pesawat jet).
d. Fraksi keempat: sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan baker mesin diesel.
e. Fraksi kelima: disebut juga residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang dan dapat diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi berbagai karbon lainnya dan sisanya sebagai aspal lilin.
b. Pengolahan Tahap Kedua
Merupakan proses lanjutan dari hasil penyulingan pada tahap pertama, yaitu meliputi:
1) Perengkahan (Cracking)
2) Proses ekstraksi
3) Proses kristalisasi
4) Pembersih dari kontaminasi (treating)
3. Mutu Bensin
Mutu bahan baker bensin ditentukan oleh efektifita pembakarannya di dalam mesin.Bahan baker yang baik bila di dalam bensin tidak menimbulkan ketukan (knocking). Bensin merupakan campuran dari berbagai macam senyawa hidrokarbon.
Penelitian umunya dilakukan dengan membuat suatu “bensin standar, yaitu bensin yang dibuat dari senyawa “n-heptana” dan “isooktana” atau 2,2,4-trimetil pentane”. Angka efisien itu disebut dengan “angka oktan atau bilangan oktana”. Semakin tinggi angka oktan, semakin baik mutu bensin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar